Air
susu dibalas air tuba. Pepatah itu menggambarkan orang yang tidak tahu
membalas budi. Ia menerima kebaikan, tetapi malah membalasnya dengan
kejahatan. Sebuah realitas yang pahit, tetapi banyak terjadi dalam
kehidupan kita.
"Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin
dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti
engkau telah membunuh orang Mesir itu?"
Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan."
Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan."
Musa pernah mengalaminya. Beberapa ahli tafsir Perjanjian Lama menduga,
orang Ibrani yang memukul temannya (ayat 13) adalah orang yang sama
dengan sosok yang pada hari sebelumnya dibela Musa ketika ia dipukuli
orang Mesir (ayat 11). Yang kemarin menjadi korban kejahatan, hari ini
berbalik menjadi pelaku kejahatan. Ketika Musa menegur karena ia memukul
temannya, sesama orang Ibrani, si pemukul itu bukannya insaf, tetapi
malah menegur dan mencela Musa (ayat 14). Orang itu bukan hanya tidak
tahu berterima kasih, tetapi lebih buruk lagi, ia malah menjadi pelaku
tindak kejahatan yang sama dengan apa yang sebelumnya ia alami.
Bagaimana kita menyikapi realitas semacam ini? Apakah hal itu dapat kita
jadikan alasan untuk menjadi tawar hati, sehingga mengabaikan
pentingnya menolong orang yang membutuhkan? Semestinya tidak. Namun,
setidaknya kita dapat menyiapkan hati agar tidak selalu menganggap bahwa
pertolongan yang kita berikan kepada seseorang otomatis akan membuat
orang itu tergerak untuk menjadi penolong bagi sesamanya. Bisa jadi
malah sebaliknya!
Bagaimanapun, perbuatan menolong orang lemah, kecil, dan tertindas, mesti tetap jalan terus. Sebab, tugas kita adalah menolong sesama yang memerlukan bantuan, bukan mengubah karakter mereka. Dengan begitu, kita akan menolong sesama tanpa pamrih. Renungan Harian
Bagaimanapun, perbuatan menolong orang lemah, kecil, dan tertindas, mesti tetap jalan terus. Sebab, tugas kita adalah menolong sesama yang memerlukan bantuan, bukan mengubah karakter mereka. Dengan begitu, kita akan menolong sesama tanpa pamrih. Renungan Harian
JANGANLAH HATI ORANG BAIK MUDAH PATAH
KARENA KEDEGILAN ORANG JAHAT
KARENA KEDEGILAN ORANG JAHAT
Source : http://www.renunganharian.net
Post a Comment