KesibukanKu atau Kemuliaan-Nya?

Ayat Renungan"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 4:10)

Marsha, seorang siswa SMA, mempunyai segudang kesibukan. Di samping bersekolah, ia juga menjadi anggota dari beberapa organisasi di sekolahnya. Belum lagi dengan jadwal ekstrakurikuler dan les mata pelajaran yang diikutinya. Setiap akhir minggu, ia biasanya menghabiskan waktunya untuk pelayanan di gereja atau menyalurkan hobinya bermain band bersama sahabat-sahabatnya. Suatu hari, Marsha mulai merasa kelelahan. Ia sempat jatuh sakit, dan orang tuanya mulai memberi nasihat agar ia mengurangi kegiatannya.

Kisah Marsha mungkin hanyalah sebuah ilustrasi. Namun, harus diakui bahwa banyak di antara kita yang juga hampir "terjebak" ke dalam kesibukan yang sama, mulai dari studi, pekerjaan, kegiatan organisasi, hobi, bahkan pelayanan. Bukan hanya itu, tidak sedikit orang yang kini menjadi "lebih sibuk" karena setiap menit harus memeriksa notifikasi atau "update status" di media sosial dari "gadget" pribadinya. Dunia saat ini seolah memaksa kita menjadi orang yang lebih sibuk dari apa yang bisa kita bayangkan sehingga kita tidak sempat merenungkan apakah semua kesibukan itu sungguh-sungguh kehendak Tuhan dan memuliakan nama-Nya.

Paulus, dalam suratnya untuk jemaat di Efesus, telah mengingatkan bahwa sebelum hidup di dalam kasih karunia "kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka ..." (ayat 2). Namun, setelah mengenal kasih karunia sebagai pemberian Allah, kita menyadari bahwa "... kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya." Sejak awal, Allah telah memilih dan mempersiapkan kita untuk melakukan setiap pekerjaan baik untuk memuliakan nama-Nya. Setiap karya kita seharusnya hanya dipersembahkan untuk memuliakan Sang Pencipta.

Kita tidak mungkin sanggup melakukan semua hal karena tubuh dan pikiran kita terbatas. Oleh karena itu, lakukanlah apa yang memang menjadi bagian kita sehingga kemuliaan Allah terus memancar melalui hidup kita. Mari kita senantiasa menjaga relasi pribadi kita dengan Tuhan melalui waktu teduh bersama-Nya. Sebelum kita memutuskan untuk mengambil suatu kegiatan tertentu, renungkan apakah semua kegiatan itu sungguh-sungguh merupakan kehendak Tuhan dan memuliakan nama-Nya. Source

Post a Comment

Previous Post Next Post